Kamis, 02 Mei 2013

TUGAS TTL PENGUKURAN DASAR


UPAYA DALAM PENINGKATAN PEMBACAAN ALAT UKUR

NURFADILLA
212092


3
 










PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
MECHANICAL OTOMOTIF
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
2012/2013


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah S.W.T. karena, atas Berkat dan Rahamat-Nyalah  Penulisa dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tepat waktu sesuai dengan rentan waktu yang telah di sepakati.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini, Penulis tidak luput dari bantuan berbagai pihak,baik secara internal maupun eksternal. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan Terima Kasih kepada para Dosen/Instruktur yang telah membing dalam penyusunan Karya Tulis ini, teman-teman Mahasiswa yang telah membantu dalam segala proses pengerjaan laporan ini dan semua yang terlibat dalam penyusunan Karya Tulis ini.
Adapun yang akan penulis bahas dalam Karya Tulis ini adalah jenis-jenis alat ukur,pembacaan alat ukur itu sendiri serta pengaplikasian dari alat ukur tersebut guna mempermudah Mahasiswa/Mahasiswi dalam melakukan pengukuran suatu hasil karya atau barang produksi di workshop.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar Penulis dapat menyempurnakan Kaya Tulis berikutnya
Akhir kata semoga Karya Tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Waasalam,
                                                                                                Soroako,Mei 2013
                                                                                                           
                                                                                                Nurfadilla,
                                                                                                N.I.M. 2 1 2 0 9 2

DAFTAR ISI











BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini , di dalam dunia perindustrian yang kian meluas, yang di butuhkan tidak hanya orang-orang yang memiliki keterampilan yang ahli dalam satu bidang saja tetapi juga membutuhkan kualitas dari hasil produksi yang telah diciptakan.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif, dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk krakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.
Oleh karena itu, pengukuran dari suatu benda kerja hasil produksi sangatlah dibutuhkan dalam dunia perindustrian . Kepresisian suatu hasil produksi juga mempengaruhi  harga jual suatu barang dan dapat mencerminkan keunggulan suaru instansi.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalah-permasalahan yang dihadapi dan akan dipecahkan dalam pengerjaan laporan ini sebagai bahan acuan yang akan di capai dalam penulisan laporan ini adalah :
·         Apa saja yang termasuk dalam jenis alat ukur ?
·         Bagaiman cara pembacaan alat ukur ?
·         Bagaimana penggunaan alat ukur tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan dilakukannya penulisan laporan ini diharapkan bahwa mahasiswa dapat dengan mudah mempergunakan beberapa alat untuk mengukur. Dengan tidak hanya mengetahui namanya saja namun juga mempergunakan dan merepresentasikan data-data yang terukur dalam sebuah format laporan yang sesuai.
Sebagai satu halil keluaran yang dapat diprsentasikan dengan baik merupakan tujuan berikutnya dimna Mahasiswa dapat :
·         Mengetahui macam-macam alat ukur
·         Mengetahui cara pembacaan alat ukur
·         Mengetahui pengaplikasian alat ukur

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Adapun ruang  lingkup kajian yang akan penulis bahas dalan laporan ini adalah pengenalan berbagai macam alat alat ukur yang sering digunakan  pada saat melakukan prktik di workshop dalam pengukuaran benda kerja, bagaiman cara pembacaan alat ukur pada alat ukur,bagai mana mengetahui ketelitian suatu alat ukur, agar para Mahasiswa tidak hanya mengenal macam-macam alat ukur tersebut tetapi juga terampil dalam pembacaan skala maupun hasil pengukuran yang sudah di lakukan dengan menggunakan alat ukur yang telah digunakan.

1.5 Cara Memperoleh Data

Adapun untuk melengkapi penulisan laporan ini di perlukan beberapa referensi antar lain :
1.                  Pengamatan langsung di lapangan (praktek).
            Pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung dilapangan melalui praktikum. Dengan cara itu kita dapat melihat dan memahami cara penggunaan langsung pengukuran

2.                  Metode study pustaka
Dengan cara ini, pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Referensi seperti ini cukup membantu karena ada banyak definisi umum mengenai pengukuran dasar.
3.                  Metode Wawancara ( Interview )
Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dan terlibat langsung dengan system yang dianalisa guna memperoleh data yang tepat dan akurat.

1.6  Sistematika Penayajian

Untuk memahami lebih jelas penulisan ini, maka materi-materi yang tertera  pada laporan Praktikum dikelompokkan menjadi beberapa sub-bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini secara ringkasan dijelaskan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, metode pencarian data, dan sistematika pembahasan.

BAB 2 TEORI  DASAR
Pada bab ini menjelaskan tentang teori umum dan teori khusus, dimana teori khusus meliputi, jenis-jennis alat ukur, pembacaan alat ukur, dan penggunaan alat ukur.
BAB 3 PEMBAHASAN MATERI
Bab ini berisikan tentang penggunaan alat ukur berikut dengan perhitungannya. Alat ukur tersebut adalah jangka sorong, mikrometer, bevel prtactor, spirit level, dan dial indikator.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan simpulan dan saran-saran baik bagi pihak perusahaan ataupun bagi pihak-pihak lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga bertujuan demi perbaikan di masa yang akan datang.












BAB 2 TEORI DASAR

2.1 Teori Umum

Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan/pembading/referensi. Proses pengukuran akan menghasilkan angka yang diikuti dengan nama besaran acuan ini. Dalam pengukuran yang lebih luas, pengukuran merupakan bentuk penggunaan sebuah bilangan berdasarkan karakteristik suatu situasi(Albert ) Pengukuran lebih umum di situasikan saat pengerjaan di luar rumah. Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan/pembading/referensi. Pengukuran merupakan perbandingan kuantitatif antara standard yang telah ditentukan sebelumnya dengan yang diukur. Standar pembanding fakultas mempunyai sifat yang sama dengan yang diukur dan ditentukan oleh internasional organization for standard (ISO), American national standard Institute (ANSI), NBS, dll.

2.2 Teori Khusus

Pengukuran yang dilakukan adalah proses untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat menggunak alat ukur. Penyimpanan atau kesalahan pengukuran yang bersumber dari alat ukur yaitu ; histories,kelambatan reaksi,pergeseran nol,dan kestabilan nol. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran Dasar mendapat perbedaan-perbedaan atau ketidakpastian dalam setiap pengukuran. Ketika melakukan percobaan pada bola-bola besi dan balok besi ternyata ketidak pastian dalam pengukuran memang terjadi, setiap pengukuran misalnya, pengukuran panjang, lebar, tinggi, dan diameter. Dari setiap pengukuran itu ternyata berbeda-beda walaupun ternyata perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor ketidak pastian. Misalnya saja kesalahan dalam kalibrasi, yang disebabkan oleh kurang bagusnya alat, bisa juga Karena kesalahan pembacaan skala, atau karena ketelitian alat pengukur yang terbatas serta faktor-faktor ketidakpastian lainnya. Di dalam pengukuran dikenal suatu istilah akurasi dan presis. Akurasi adalah suatu alat ukur yang menggambarkan seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai sebenarnya. Sedangkan presisi adalah perubahan terkecil yang dapat direspon oleh suatu alat ukur.  Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran.

2.3 Jenis-jenis Alat Ukur

1.                  Jangka sorong 
Jangka sorong merupakan alat pengukur panjang suatu benda yang ukurannya cukup kecil, dan jari-jari dalam dan luar, serta kedalaman suatu tabung. Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang, sepasang untuk pengukur luar dan sepasang untuk pengukur dalam. Dari pasangan itu ada rahang yang tetap ada dan ada rahang yang di geser-geser. Pada rahang tetap terdapat batang skala yang diberi skala dalam cm dan mm sebagai skala utama. Pada rahang geser terdapat 10 skala yang panjangnya 9 mm sebagai skala nonius. Oleh Karena itu, 1 skala nonius sama dengan 0,9 mm. jadi, skala nonius berselisih 0,1 mm dengan skala mm pada skala utama. Angka 0,1 mm menyatakan ketelitian jangka sorong.



gambar 2.1
 sumber: http:// sumberperkakas.indonetwork.co.id
2.                  Mikrometer
Mikrometer sekrup mempunyai bagian-bagian utama, antara lain: poros tetap, poros geser, skala utama, dan skala nonius yang berupa pemutar. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter bola, dan diameter kawat ang sangat kecil. Skala utama mempunyai skala mm dan 0,5 mm. Skala nonius mempunyai 50 skala dengan laju putar 0,5 mm/putaran. Oleh karena itu 1 skala nonius sama dengan



0,01 mm = 0,001 cm, yang menyatakan tingkat ketelitian micrometer.

 gambar 2.2  sumber : www.wisegeek.org/what-is-a-micrometer-caliper.htm

3.                   Bevel Protactor
Bevel protactor adalah pengembangan dari protractor dengan sebuah atau dua buah lengan yang bisa berputar. Bevel protactor banyak dipakai pada gambar arsitektur dan mesin, sebelum perangkat lunak CAD banyak digunakan. Bentuk lain dari bevel protactor adalah bevel protractor mekanis yang banyak dipakai dalam proses permesinan maupun pembuatan mold.
 
gambar 2.3 Bevel Protactor
 sumber : http://www.bjcandc.com/Protractors.html
4.            Spirit level
Spirit level atau water pas adalah alat yang dirancang untuk menunjukkan apakah permukaan horizontal (tingkat) atau vertikal (tegak lurus). Spirit level juga adalah alat yang sangat tua, yang digunakan oleh tukang kayu, pembangun, dan bahkan orang-orang di rumah mencoba untuk menggantung sebuah lukisan, yang membantu Anda untuk menentukan garis lurus atau tegak lurus. Ini juga disebut tingkat gelembung karena tujuan ketika Anda berbaris satu sampai secara horizontal adalah bahwa Anda ingin gelembung dalam jumlah kecil cairan di tengah tingkat berada di tengah, antara dua baris. Ini akan membiarkan Anda tahu dengan kesepakatan yang baik dari akurasi apakah garis Anda adalah lurus. Ada juga jenis waterpas untuk mengukur garis vertikal tingkat, yang dapat beroperasi dengan standar yang agak berbeda.
 
gambar 2.4 Sprit Level





5.      Dial Indikator
Dial indikator adalah suatu alat untuk mengukur atau mengecek kecenteran suatu lingkaran atau diameter suatu benda yang ingin di machining.



gambar 2.5 Dial Indicator
6.       Kongkol Penggores Presisi
                   
Kongkol penggores adalah perkembangan dari jangka sorong dengan skala utamanya terdapat pada posisi vertical dari frame dan dilengkapi dengan dasar/base. Cara pembacaannya sama dengan jangka sorong biasa, kecuali pembacaannya harus dilakukan dari rahang tidak tetap terhadap bidang dasar.


2.4 Bagian-bagian Alat Ukur

·         Jangka Sorong
gambar 2.6 Jangka Sorong.
 sumber : http://kalibrasi.org/tag/jangka-sorong/
1.       Gigi luar
2.       Gigi dalam
3.        Pengukur kedalaman
4.       Ukuran utama
5.       Ukuran utama
6.       Patokan pembacaan skala utama.
7.       Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
8.       Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.


·         Micrometer
gambar 2.7 Micrometer.   sumber : http:// myleprac.blogspot.com

·         Spirit Level


Text Box: gambar 2.8  sumber : http://shop.adjustplus.biz/images/ProdPic
Bagian-bagian alat ukur waterpass
Alat ukur waterpass yang sederhana hanya terdiri dari empat komponen yaitu :
1.       Teropong yang didalamnya terdapat lensa objektif, lensa okuler dan diaphragm
2.          Nivo tabung yang berbentuk tabung
3.          Benang bacaan (BA, BT, BB)
4.          Tiga skrup pendatar.

·         Dial Indicator
gambar 2.9 sumber  : http://www.harborfreight.com/media/catalog/product/cache/1/image

BAB 3 PEMBAHASAN


3.1 Cara Pembacaan Alat Ukur

3.1.1 Jangka Sorong


gambar 3.1 sumber: http:// Jendela Iptek dan Waktu, PT Balai Pustaka, 2000


Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi dalam dan dimensi pada bentuk sederhana. Ketelitian 0,02 mm dan inchi.
·         Perhatikan Jangka Sorong di bawah ini !
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyVB5o17vud0pc_rlkr1knudcQdxQ5nocT84vPIdhQPM1ALA2zopgdk-Nv_T2eyPEhhH-JS3rx8algxkYR5ehwGAd4vc4Vff1yMRUqSG8EPtpquKuCIhGuGcpMDdN5bBETOE7bys87D_Xg/s400/jangka+sorongg.jpgText Box: gambar 3.2
 sumber http://jangkasorong.net/cara-menggunakan-jangka-sorong.html






·         Setelah kita megendorkan skrup dan geser  rahang ke kanan
·          Jika kita ingin mengukur panjang maka diletakkan benda di antara rahang tetap dan rahang bawah
·         menutup kembali rahang geser sehingga benda yang diukur tidak bergerak, namun jangan sampai tertekan karena akan mempengaruhi hasil pengukuran.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVpezvpGHuvRlthleE1tIX2uRIdzr4krOLoe17ccII-xzgR4cy2JFvvUfDLZXzgxMso2f5cIjooOTMukKkD4anAgltNddc8SZ_HVWFxqIwXQlSQlLpRwmcekHJwfXtdC-pziVNAf-UH7TI/s320/a.jpg

Mmbaca skala utama dan skala nonius
gambar 3.3  pembacaan Jangka Sorong
Hasil pengukuran dari jangka sorong :
*      Jangka Sorong 0.02 mm
=17 div.1 mm+19 div. 0.02
= 17 + 0,38
=7,38mm
*      Jangka sorong 0,05mm

=
=12 div +0.05
= 22,2mm
*      Jangka sorong 0,001”
= 32 div.0,025 + 8 div.0,001
= 0,8 + 0,008
 = 0,808mm
*      Jangka sorong  in
= 6 div.  in + 7 div.  in
=  +
=
= inch

3.1.2 Micrometer



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVz35ckTyImVt8VgJV5RnGXqcpUZEksm2ncBhVdt0Qr4hb1x68AcFk6DInJWvFABS7UKteYXpYsMAuuOMHVwxgE-dw3zSaz9NZoshcEDOzzoeebVH5GulHQRbDJpnKBLVy_CGIA5p3xxP1/s320/b.jpg

Skala utama                 21+0 = 21 mm                         21+0,5+242x0,01
Sarung pengukur         1 div x 0,01                             21,5+0,242
Skala nonius                1 div x 0,001                           = 21,742mm

Skala utama                 41+0 = 41 mm                         41+0,5+182x0,001
Sarung pengukur         1 div x 0,01                             41,5+0,182
Skala nonius                1 div x 0,001                           = 41,628mm

3.1.3



Bevel Protactor


pembacaan :
hasil pengukuran yang diperoleh penulis :
1 div skala nonius  =
=
=115
Ketelitiannya : 2 div skala utama . 1 div skala nonius
=
= 120’-115’
= 5’


Hasil pengukuran Bevel Protactor
No Bagian
Alat Ukur
Bevel Protactor
5’
1
120°
2
119°
3
122°
4
119°
5
118°12’
6
120°
No.Alat Ukur
U.MP.BP.360.MY.02
No. Benda
135

3.1.4 Spirit Level





gambar 3.6 sumber : http://shop.adjustplus.biz/images/ProdPic
Hasil penghitugan spirit level :
Panjang jangka sorong 24mm. Ukuran per divisi jangka sorong 2mm; 12 div.
Dari garis yang di tunjukkan pengukuran spirit level ada 4 div.
Jadi ,12 div + 4 div = 16 div
Ketelitian spirit level 0,02
16 div.0,02
= 0,32


3.1.5 Dial Indicator




gambar 3.7 Dial Indicator
Hasil penghitungan dial indicator :
Lebar ukuran meja = 22cm
Hasil pengukuran dial indicator melenceng 1 div dari 0°
1 div x 0,01 = 0,01
22 x 10mm = 220mm
Jadi, mm






3.2 Penggunaan Alat Ukur

3.2.1 Jangka Sorong



gambar 3.8 penggunaan ajangka sorong
 sumber : http://jangkasorong.net/cara-menggunakan-jangka-sorong.html

1)      Untuk mengukur panjang suatu benda
2)      Mengukur ketebalan suatu benda
3)      Mengukur kedalam suatu benda


3.2.2 Micrometer

Picture1 
digunakan untuk mengukur ukuran luar benda sperti diameter luar,panjang atau lebar
1.       Putar sekrup pemutar atau silinder bergerigi.
2.        Pasang benda di antara rahang putar dan rahang tetap
3.        kencangkan kembali silinder begerigi samapi benda yang diukur tidak bergerak, jangan terlalu kencang agar tidak mempengaruhi pengukuran

gambar 3.10 Penggunaan Micrometer
Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar, dan luncuran dalam. Diameter minimum
36,98 (1,4559 in).

3.2.3 Bevel Protactor

 





Text Box: gambar 3.11 Bevel Protactor
 sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Protractor




Ukur sudut benda yang akan kita ukur dengan cara rapatkan Bevel Protactor pada benda kerja, jangan sampai ada ruang yang tidak rapat. Setelah itu baca hasilnya pada skala utama dan skala nonius.



3.2.4 Spirit Level


 
gambar 3.12 Spirit Level
cara penggunaanya terhadap benda kerja yaitu dengan meletakkan Spirit Level di atas meja yang akan di ukur dan lihat berapa kemiringan mja tersebut . Sudut kemiringan akan tetap sama, akan tetapi kemiringan yang akan berbeda.

3.2.5 Dial Indicator

gambar 3.13  Dial Indicator
·         Pasang Dial Indicactor pada tangkainnya
·         Pasang Dial Indicator pada posisi yang sesuai untuk mengukur kerataan meja
·         Setelah itu meja di geser kearah kanan dan Dial Indicator tetap setelah sampai pada ujungnya.

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktek selama sepekan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
§  Dalam pross Quality Control harus membutuhkan ketekunan,latihan dan teliti dalam menggunakan alat pemeriksa dan alat ukur, agar mahasiswa lebih mahir lagi dalam menggunakan alat ukur
§  Semakin tinggi ketelitian alat ukur, maka semakin tinggi pula kepresisian suatu benda

4.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswa dan Mahasiswi untuk tidak mlakukan inisiatif  yang keliru agar tidak salah dalam mngerjakan apa yang diinstruksikan oleh Instruktur
Jangan menggunakan alat ukur apabila kgunaan dan fungsinya belum diketahui atau di mengrti.










DAFTAR PUSTAKA


ISTC.1990. Basic Measurement : Soroako, Akademi Teknik Soroako
ISTC. 1992. QualityControl : Soroako, Akademi Teknik Soroako


























UPAYA DALAM PENINGKATAN PEMBACAAN ALAT UKUR

NURFADILLA
212092


3
 










PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
MECHANICAL OTOMOTIF
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
2012/2013


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah S.W.T. karena, atas Berkat dan Rahamat-Nyalah  Penulisa dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tepat waktu sesuai dengan rentan waktu yang telah di sepakati.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini, Penulis tidak luput dari bantuan berbagai pihak,baik secara internal maupun eksternal. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan Terima Kasih kepada para Dosen/Instruktur yang telah membing dalam penyusunan Karya Tulis ini, teman-teman Mahasiswa yang telah membantu dalam segala proses pengerjaan laporan ini dan semua yang terlibat dalam penyusunan Karya Tulis ini.
Adapun yang akan penulis bahas dalam Karya Tulis ini adalah jenis-jenis alat ukur,pembacaan alat ukur itu sendiri serta pengaplikasian dari alat ukur tersebut guna mempermudah Mahasiswa/Mahasiswi dalam melakukan pengukuran suatu hasil karya atau barang produksi di workshop.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar Penulis dapat menyempurnakan Kaya Tulis berikutnya
Akhir kata semoga Karya Tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Waasalam,
                                                                                                Soroako,Mei 2013
                                                                                                           
                                                                                                Nurfadilla,
                                                                                                N.I.M. 2 1 2 0 9 2

DAFTAR ISI











BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini , di dalam dunia perindustrian yang kian meluas, yang di butuhkan tidak hanya orang-orang yang memiliki keterampilan yang ahli dalam satu bidang saja tetapi juga membutuhkan kualitas dari hasil produksi yang telah diciptakan.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif, dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk krakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.
Oleh karena itu, pengukuran dari suatu benda kerja hasil produksi sangatlah dibutuhkan dalam dunia perindustrian . Kepresisian suatu hasil produksi juga mempengaruhi  harga jual suatu barang dan dapat mencerminkan keunggulan suaru instansi.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalah-permasalahan yang dihadapi dan akan dipecahkan dalam pengerjaan laporan ini sebagai bahan acuan yang akan di capai dalam penulisan laporan ini adalah :
·         Apa saja yang termasuk dalam jenis alat ukur ?
·         Bagaiman cara pembacaan alat ukur ?
·         Bagaimana penggunaan alat ukur tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan dilakukannya penulisan laporan ini diharapkan bahwa mahasiswa dapat dengan mudah mempergunakan beberapa alat untuk mengukur. Dengan tidak hanya mengetahui namanya saja namun juga mempergunakan dan merepresentasikan data-data yang terukur dalam sebuah format laporan yang sesuai.
Sebagai satu halil keluaran yang dapat diprsentasikan dengan baik merupakan tujuan berikutnya dimna Mahasiswa dapat :
·         Mengetahui macam-macam alat ukur
·         Mengetahui cara pembacaan alat ukur
·         Mengetahui pengaplikasian alat ukur

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Adapun ruang  lingkup kajian yang akan penulis bahas dalan laporan ini adalah pengenalan berbagai macam alat alat ukur yang sering digunakan  pada saat melakukan prktik di workshop dalam pengukuaran benda kerja, bagaiman cara pembacaan alat ukur pada alat ukur,bagai mana mengetahui ketelitian suatu alat ukur, agar para Mahasiswa tidak hanya mengenal macam-macam alat ukur tersebut tetapi juga terampil dalam pembacaan skala maupun hasil pengukuran yang sudah di lakukan dengan menggunakan alat ukur yang telah digunakan.

1.5 Cara Memperoleh Data

Adapun untuk melengkapi penulisan laporan ini di perlukan beberapa referensi antar lain :
1.                  Pengamatan langsung di lapangan (praktek).
            Pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung dilapangan melalui praktikum. Dengan cara itu kita dapat melihat dan memahami cara penggunaan langsung pengukuran

2.                  Metode study pustaka
Dengan cara ini, pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Referensi seperti ini cukup membantu karena ada banyak definisi umum mengenai pengukuran dasar.
3.                  Metode Wawancara ( Interview )
Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dan terlibat langsung dengan system yang dianalisa guna memperoleh data yang tepat dan akurat.

1.6  Sistematika Penayajian

Untuk memahami lebih jelas penulisan ini, maka materi-materi yang tertera  pada laporan Praktikum dikelompokkan menjadi beberapa sub-bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini secara ringkasan dijelaskan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, metode pencarian data, dan sistematika pembahasan.

BAB 2 TEORI  DASAR
Pada bab ini menjelaskan tentang teori umum dan teori khusus, dimana teori khusus meliputi, jenis-jennis alat ukur, pembacaan alat ukur, dan penggunaan alat ukur.
BAB 3 PEMBAHASAN MATERI
Bab ini berisikan tentang penggunaan alat ukur berikut dengan perhitungannya. Alat ukur tersebut adalah jangka sorong, mikrometer, bevel prtactor, spirit level, dan dial indikator.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan simpulan dan saran-saran baik bagi pihak perusahaan ataupun bagi pihak-pihak lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga bertujuan demi perbaikan di masa yang akan datang.












BAB 2 TEORI DASAR

2.1 Teori Umum

Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan/pembading/referensi. Proses pengukuran akan menghasilkan angka yang diikuti dengan nama besaran acuan ini. Dalam pengukuran yang lebih luas, pengukuran merupakan bentuk penggunaan sebuah bilangan berdasarkan karakteristik suatu situasi(Albert ) Pengukuran lebih umum di situasikan saat pengerjaan di luar rumah. Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan/pembading/referensi. Pengukuran merupakan perbandingan kuantitatif antara standard yang telah ditentukan sebelumnya dengan yang diukur. Standar pembanding fakultas mempunyai sifat yang sama dengan yang diukur dan ditentukan oleh internasional organization for standard (ISO), American national standard Institute (ANSI), NBS, dll.

2.2 Teori Khusus

Pengukuran yang dilakukan adalah proses untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat menggunak alat ukur. Penyimpanan atau kesalahan pengukuran yang bersumber dari alat ukur yaitu ; histories,kelambatan reaksi,pergeseran nol,dan kestabilan nol. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran Dasar mendapat perbedaan-perbedaan atau ketidakpastian dalam setiap pengukuran. Ketika melakukan percobaan pada bola-bola besi dan balok besi ternyata ketidak pastian dalam pengukuran memang terjadi, setiap pengukuran misalnya, pengukuran panjang, lebar, tinggi, dan diameter. Dari setiap pengukuran itu ternyata berbeda-beda walaupun ternyata perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor ketidak pastian. Misalnya saja kesalahan dalam kalibrasi, yang disebabkan oleh kurang bagusnya alat, bisa juga Karena kesalahan pembacaan skala, atau karena ketelitian alat pengukur yang terbatas serta faktor-faktor ketidakpastian lainnya. Di dalam pengukuran dikenal suatu istilah akurasi dan presis. Akurasi adalah suatu alat ukur yang menggambarkan seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai sebenarnya. Sedangkan presisi adalah perubahan terkecil yang dapat direspon oleh suatu alat ukur.  Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran.

2.3 Jenis-jenis Alat Ukur

1.                  Jangka sorong 
Jangka sorong merupakan alat pengukur panjang suatu benda yang ukurannya cukup kecil, dan jari-jari dalam dan luar, serta kedalaman suatu tabung. Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang, sepasang untuk pengukur luar dan sepasang untuk pengukur dalam. Dari pasangan itu ada rahang yang tetap ada dan ada rahang yang di geser-geser. Pada rahang tetap terdapat batang skala yang diberi skala dalam cm dan mm sebagai skala utama. Pada rahang geser terdapat 10 skala yang panjangnya 9 mm sebagai skala nonius. Oleh Karena itu, 1 skala nonius sama dengan 0,9 mm. jadi, skala nonius berselisih 0,1 mm dengan skala mm pada skala utama. Angka 0,1 mm menyatakan ketelitian jangka sorong.



gambar 2.1
 sumber: http:// sumberperkakas.indonetwork.co.id
2.                  Mikrometer
Mikrometer sekrup mempunyai bagian-bagian utama, antara lain: poros tetap, poros geser, skala utama, dan skala nonius yang berupa pemutar. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter bola, dan diameter kawat ang sangat kecil. Skala utama mempunyai skala mm dan 0,5 mm. Skala nonius mempunyai 50 skala dengan laju putar 0,5 mm/putaran. Oleh karena itu 1 skala nonius sama dengan



0,01 mm = 0,001 cm, yang menyatakan tingkat ketelitian micrometer.

 gambar 2.2  sumber : www.wisegeek.org/what-is-a-micrometer-caliper.htm

3.                   Bevel Protactor
Bevel protactor adalah pengembangan dari protractor dengan sebuah atau dua buah lengan yang bisa berputar. Bevel protactor banyak dipakai pada gambar arsitektur dan mesin, sebelum perangkat lunak CAD banyak digunakan. Bentuk lain dari bevel protactor adalah bevel protractor mekanis yang banyak dipakai dalam proses permesinan maupun pembuatan mold.
 
gambar 2.3 Bevel Protactor
 sumber : http://www.bjcandc.com/Protractors.html
4.            Spirit level
Spirit level atau water pas adalah alat yang dirancang untuk menunjukkan apakah permukaan horizontal (tingkat) atau vertikal (tegak lurus). Spirit level juga adalah alat yang sangat tua, yang digunakan oleh tukang kayu, pembangun, dan bahkan orang-orang di rumah mencoba untuk menggantung sebuah lukisan, yang membantu Anda untuk menentukan garis lurus atau tegak lurus. Ini juga disebut tingkat gelembung karena tujuan ketika Anda berbaris satu sampai secara horizontal adalah bahwa Anda ingin gelembung dalam jumlah kecil cairan di tengah tingkat berada di tengah, antara dua baris. Ini akan membiarkan Anda tahu dengan kesepakatan yang baik dari akurasi apakah garis Anda adalah lurus. Ada juga jenis waterpas untuk mengukur garis vertikal tingkat, yang dapat beroperasi dengan standar yang agak berbeda.
 
gambar 2.4 Sprit Level





5.      Dial Indikator
Dial indikator adalah suatu alat untuk mengukur atau mengecek kecenteran suatu lingkaran atau diameter suatu benda yang ingin di machining.



gambar 2.5 Dial Indicator
6.       Kongkol Penggores Presisi
                   
Kongkol penggores adalah perkembangan dari jangka sorong dengan skala utamanya terdapat pada posisi vertical dari frame dan dilengkapi dengan dasar/base. Cara pembacaannya sama dengan jangka sorong biasa, kecuali pembacaannya harus dilakukan dari rahang tidak tetap terhadap bidang dasar.


2.4 Bagian-bagian Alat Ukur

·         Jangka Sorong
gambar 2.6 Jangka Sorong.
 sumber : http://kalibrasi.org/tag/jangka-sorong/
1.       Gigi luar
2.       Gigi dalam
3.        Pengukur kedalaman
4.       Ukuran utama
5.       Ukuran utama
6.       Patokan pembacaan skala utama.
7.       Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
8.       Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.


·         Micrometer
gambar 2.7 Micrometer.   sumber : http:// myleprac.blogspot.com

·         Spirit Level


Text Box: gambar 2.8  sumber : http://shop.adjustplus.biz/images/ProdPic
Bagian-bagian alat ukur waterpass
Alat ukur waterpass yang sederhana hanya terdiri dari empat komponen yaitu :
1.       Teropong yang didalamnya terdapat lensa objektif, lensa okuler dan diaphragm
2.          Nivo tabung yang berbentuk tabung
3.          Benang bacaan (BA, BT, BB)
4.          Tiga skrup pendatar.

·         Dial Indicator
gambar 2.9 sumber  : http://www.harborfreight.com/media/catalog/product/cache/1/image

BAB 3 PEMBAHASAN


3.1 Cara Pembacaan Alat Ukur

3.1.1 Jangka Sorong


gambar 3.1 sumber: http:// Jendela Iptek dan Waktu, PT Balai Pustaka, 2000


Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi dalam dan dimensi pada bentuk sederhana. Ketelitian 0,02 mm dan inchi.
·         Perhatikan Jangka Sorong di bawah ini !
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyVB5o17vud0pc_rlkr1knudcQdxQ5nocT84vPIdhQPM1ALA2zopgdk-Nv_T2eyPEhhH-JS3rx8algxkYR5ehwGAd4vc4Vff1yMRUqSG8EPtpquKuCIhGuGcpMDdN5bBETOE7bys87D_Xg/s400/jangka+sorongg.jpgText Box: gambar 3.2
 sumber http://jangkasorong.net/cara-menggunakan-jangka-sorong.html






·         Setelah kita megendorkan skrup dan geser  rahang ke kanan
·          Jika kita ingin mengukur panjang maka diletakkan benda di antara rahang tetap dan rahang bawah
·         menutup kembali rahang geser sehingga benda yang diukur tidak bergerak, namun jangan sampai tertekan karena akan mempengaruhi hasil pengukuran.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVpezvpGHuvRlthleE1tIX2uRIdzr4krOLoe17ccII-xzgR4cy2JFvvUfDLZXzgxMso2f5cIjooOTMukKkD4anAgltNddc8SZ_HVWFxqIwXQlSQlLpRwmcekHJwfXtdC-pziVNAf-UH7TI/s320/a.jpg

Mmbaca skala utama dan skala nonius
gambar 3.3  pembacaan Jangka Sorong
Hasil pengukuran dari jangka sorong :
*      Jangka Sorong 0.02 mm
=17 div.1 mm+19 div. 0.02
= 17 + 0,38
=7,38mm
*      Jangka sorong 0,05mm

=
=12 div +0.05
= 22,2mm
*      Jangka sorong 0,001”
= 32 div.0,025 + 8 div.0,001
= 0,8 + 0,008
 = 0,808mm
*      Jangka sorong  in
= 6 div.  in + 7 div.  in
=  +
=
= inch

3.1.2 Micrometer



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVz35ckTyImVt8VgJV5RnGXqcpUZEksm2ncBhVdt0Qr4hb1x68AcFk6DInJWvFABS7UKteYXpYsMAuuOMHVwxgE-dw3zSaz9NZoshcEDOzzoeebVH5GulHQRbDJpnKBLVy_CGIA5p3xxP1/s320/b.jpg

Skala utama                 21+0 = 21 mm                         21+0,5+242x0,01
Sarung pengukur         1 div x 0,01                             21,5+0,242
Skala nonius                1 div x 0,001                           = 21,742mm

Skala utama                 41+0 = 41 mm                         41+0,5+182x0,001
Sarung pengukur         1 div x 0,01                             41,5+0,182
Skala nonius                1 div x 0,001                           = 41,628mm

3.1.3



Bevel Protactor


pembacaan :
hasil pengukuran yang diperoleh penulis :
1 div skala nonius  =
=
=115
Ketelitiannya : 2 div skala utama . 1 div skala nonius
=
= 120’-115’
= 5’


Hasil pengukuran Bevel Protactor
No Bagian
Alat Ukur
Bevel Protactor
5’
1
120°
2
119°
3
122°
4
119°
5
118°12’
6
120°
No.Alat Ukur
U.MP.BP.360.MY.02
No. Benda
135

3.1.4 Spirit Level





gambar 3.6 sumber : http://shop.adjustplus.biz/images/ProdPic
Hasil penghitugan spirit level :
Panjang jangka sorong 24mm. Ukuran per divisi jangka sorong 2mm; 12 div.
Dari garis yang di tunjukkan pengukuran spirit level ada 4 div.
Jadi ,12 div + 4 div = 16 div
Ketelitian spirit level 0,02
16 div.0,02
= 0,32


3.1.5 Dial Indicator




gambar 3.7 Dial Indicator
Hasil penghitungan dial indicator :
Lebar ukuran meja = 22cm
Hasil pengukuran dial indicator melenceng 1 div dari 0°
1 div x 0,01 = 0,01
22 x 10mm = 220mm
Jadi, mm






3.2 Penggunaan Alat Ukur

3.2.1 Jangka Sorong



gambar 3.8 penggunaan ajangka sorong
 sumber : http://jangkasorong.net/cara-menggunakan-jangka-sorong.html

1)      Untuk mengukur panjang suatu benda
2)      Mengukur ketebalan suatu benda
3)      Mengukur kedalam suatu benda


3.2.2 Micrometer

Picture1 
digunakan untuk mengukur ukuran luar benda sperti diameter luar,panjang atau lebar
1.       Putar sekrup pemutar atau silinder bergerigi.
2.        Pasang benda di antara rahang putar dan rahang tetap
3.        kencangkan kembali silinder begerigi samapi benda yang diukur tidak bergerak, jangan terlalu kencang agar tidak mempengaruhi pengukuran

gambar 3.10 Penggunaan Micrometer
Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar, dan luncuran dalam. Diameter minimum
36,98 (1,4559 in).

3.2.3 Bevel Protactor

 





Text Box: gambar 3.11 Bevel Protactor
 sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Protractor




Ukur sudut benda yang akan kita ukur dengan cara rapatkan Bevel Protactor pada benda kerja, jangan sampai ada ruang yang tidak rapat. Setelah itu baca hasilnya pada skala utama dan skala nonius.



3.2.4 Spirit Level


 
gambar 3.12 Spirit Level
cara penggunaanya terhadap benda kerja yaitu dengan meletakkan Spirit Level di atas meja yang akan di ukur dan lihat berapa kemiringan mja tersebut . Sudut kemiringan akan tetap sama, akan tetapi kemiringan yang akan berbeda.

3.2.5 Dial Indicator

gambar 3.13  Dial Indicator
·         Pasang Dial Indicactor pada tangkainnya
·         Pasang Dial Indicator pada posisi yang sesuai untuk mengukur kerataan meja
·         Setelah itu meja di geser kearah kanan dan Dial Indicator tetap setelah sampai pada ujungnya.

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktek selama sepekan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
§  Dalam pross Quality Control harus membutuhkan ketekunan,latihan dan teliti dalam menggunakan alat pemeriksa dan alat ukur, agar mahasiswa lebih mahir lagi dalam menggunakan alat ukur
§  Semakin tinggi ketelitian alat ukur, maka semakin tinggi pula kepresisian suatu benda

4.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswa dan Mahasiswi untuk tidak mlakukan inisiatif  yang keliru agar tidak salah dalam mngerjakan apa yang diinstruksikan oleh Instruktur
Jangan menggunakan alat ukur apabila kgunaan dan fungsinya belum diketahui atau di mengrti.










DAFTAR PUSTAKA


ISTC.1990. Basic Measurement : Soroako, Akademi Teknik Soroako
ISTC. 1992. QualityControl : Soroako, Akademi Teknik Soroako


























Tidak ada komentar :

Posting Komentar